MANUSIA DAN KEINDAHAN
1. Makna Keindahan
Keindahan adalah identik denga kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak
indah, karena dasarnya tidak benar.
a. Apakah keindahan itu ?
The Liang Gie menjelaskan, bahwa keindahan dalam arti
luas mengandung pengertiaan ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang
indah dan hukum yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles
merumusan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi
pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
-
Keindahan seni
-
Keindahan alam
-
Keindahan moral
-
Keindahan intelektual
b. Apa sebab manusia mencipta keindahan ?
Keindahan itu
pada dasarnya adalah alamiah.Alam itu ciptaan Tuhan.Ini berarti bahwa keindahan
itu ciptaan Tuhan .Alamiah itu artinya wajar ,tidak berlebihan tidak pula
kurang.Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya,justru
tidak indah.Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”.Bila ada
pemain drama yang berlebih-lebihan ,misalnya marah dengan meluap-luap padahal
kesalahan kecil ,atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian
menangis meraung-raung ,itu berarti tidak alamiah .
2. Makna Renungan
Renungan
berasal dari kata renung ,merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu
,atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.Renungan adalah hasil merenung.
Setiap
kegiatan untuk merenungkan atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah
dimiliki dapat disebut berfilsafat.Akan tetapi tidak semua orang mampu berpikir
kefilsafatan.Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran.Penalaran
adalah proses berfikir yang logik dan analitik.Berpikir merupakan kegiatan
untuk menyusun pengetahuan yang benar.Berpikir logic menunjuk pola berpikir
secara luas.Kegiatan berpikir dapat disebut logic ditinjau dari suatu logika
tertentu.Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logic akan menjadi tidak
logic bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Pemikiran kefilsafatan
mempunyai 3 macam ciri,yaitu :
1. Menyeluruh
artinya pemikiran yang luas,bukan hanya ditinjau dari sudut pandangan
tertentu.Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu
dengan ilmu-ilmu lain,hubungan ilmu dengan moral seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar
artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental(Keluar
gejala),sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif
artinya hasil pemikiran yang didapat dijadikan untuk pemikiran-pemikiran
selanjutnya.Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk
menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
Renungan atau pemikiran
berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga
macam teori, ialah teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis.
Masing-masing teori itu ada tokohnya. Dalam teori pengungkapan dikatakan oleh
Benedetto Croce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan. Dalam teori
metafisika, plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi
sebagai realita ilahi itu. Dari teori psikologik dengan tokohnya Frisdrick
Schiller dan Herbert Spencer; Schiller menyatakan, bahwa asal mula seni adalah
dorongan batin untuk bermain-main (play impulse).
3. Makna Keserasian
Keserasian berasal dari kata ; serasi dari kata dasar rasi artinya
cocok,sesuai,atau kena benar.Atau cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian
perpaduan ,ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit
dan warnanya yang dipakai cocok.Sebaliknya orang hitam memakai warna
hijau,tentu makin hitam.Warna hijau pantas dipakai orang berkulit kuning.Atau
ke pasar mempergunakan pakaian pesta,atau sebaliknya berpesta mempergunakan
pakaian santai,dan lain-lain.Hal seperti ini tentu tidak serasi atau kurang
cocok,kurang kena.Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “sayang” atau
kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan.Oleh karena yang memandang itu
merasa kecewa adanya hal kurang serasi.
4. Makna Kehalusan
Kehalusan berasal dari
kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahas),
beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan, dan atau
keadaban. Halus bagi manusia sendiri ialah berupa sikap,yakni sikap sikap
halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam
mengucapkan kata-kata, lembut dalam romn muka, lembut dalam sikap anggota badan
lainnya.
Bahasa melahirkan sikap
Perkataan
Perkataan itu keluarnya melalui dua saluran yakni
lisan dan tulisan. Kata-kata tersebut mewujudkan tingkah laku, perwujudan
tingkah laku itu mempunyai 2 macam bentuk, yakni ;
1. Pemilahan kata dan
penyusunan kalimat
a. Kata-kata yang baik, maupun
kata-kata kotor (kata-kata etis dan non etis)
b. Penyusunan
kata-kata/kalimat, ada yang teratur dan tidak teratur.
2. Berbentuk, irama, nada atau
alunan suara
Orang yang memiliki
kesadaran yang tinggi, pandai mengatur dan mengendalikan nada irama
suaranya dalam mengungkapkan hati, keinginan atau buah pikirannya.
Bagian-bagian rohaniyah yang melahirkan sikap
Kemauan
Kemauan merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam
rohaniah manusia. Unsur kemauan itu penting, karena kemauanlah yang menentukan
pilihan, yakni ;
-
Berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
-
Berbuat baik atau berbuat tidak baik.
Perasaan
Perasaan juga datangnya dari jiwa manusia, yang wujud
luarnya tampak pada tingkah laku manusia, perbuatan atau tindakan.
Pikiran
Pikiran ialah bagian rohani manusia yang menciptakan
pengetahuan, gagasan, pendapat, ide, daya upaya (akal), teori, pertimbangan,
renungan, kesadaran kebijaksanaan dan sebagainya.
Kelembutan
dalam pergaulan
Agar dalam pergaulan terjaga kehalusan dan
kelembutannya, maka harus berdasarkan prinsip; cinta kasih, kejujuran,
keadilan, kesetian dan keloyalan.
Pergaulan dalam masyarakat
keluarga itu
perannya dalam masyarakat sangat penting, karena masyarakat itu sebenarnya
terjadi dari keluarga-keluarga kecil. Sebab antara keluarga dan masyarakat
saling berpengaruh.
5. Keindahan Objektif dan Subjektif
Ternyata bahwa dalam urusan keindahan itu tersangkut dua pihak, yaitu benda
atau apa saja yang berperan sebagai objek dan siapa yang menanggapi sebagai
pihak yang berperan sebagai subjek. Tidak setiap objek yang indah akan diterima
atau ditanggapi oleh setiap subjek sebagai yang indah. Sebaliknya tidak setiap
yang indah bagi seseorang akan dinilai indah pula bagi orang lain. Bukan tidak
mungkin sesuatu yang sebenarnya tidak indah akan diterima sebagai yang indah
oleh seseorang.
Atas dasar itu, sebenarnyalah keindahan itu menurut kenyataannya dapat dibedakan atas dua macam; yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan objektif dimaksudkan ialah keindahan yang secara hakiki ada pada sesuatu benda atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung kepada pihak-pihak luar benda atau objek itu. Dengan kata lain, disenangi atau tidak objek tersebut tetap indah. Menurut Alexius Meinong (1838-1914) dan juga Christian Ehrenfels (1859-1932), "keindahan adalah kekayaan yang melekat pada objek itu sendiri". Sejalan dengan pendapat di atas ialah pendapat Pater Dick Hartoko. Menurut Pater Dick, "keindahan merupakan sesuatu yang melekat pada segala sesuatu yang ada, baik pada Tuhan maupun pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Selanjutnya oleh Pater Dick dikatakan bahwa sifat-sifat keindahan seperti itu disebutkan sebagai keindahan trasendental, yang mengatasi batas-batas yang memisahkan segala sesuatu yang ada. Keberadaannya tidak dapat dan tidak boleh diterapkan secara "univoque" melainkan secara "analog". Keindahan sebutir mutiara berbeda dengan keindahan sekuntum bunga mawar atau anggrek, berbeda pula dengan keindahan sebuah bangunan artistik dari suatu gedung modern, tidak sama pula dengan keindahan jiwa seorang yang saleh.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keindahan objektif adalah keindahan menurut akal budi. Dengan demikian tanggapan yang muncul dari gerak akal budi akan selalu tepat benar dengan hakiki benda bersangkutan. Terhadap benda yang indah, akal budi akan mengatakannya indah. Sebaliknya terhadap benda yang secara hakiki tidak indah, akal budi akan mengatakan tidak indah. Ia tidak peduli dan tidak akan terpengaruh oleh keinginan-keinginan tertentu.
Atas dasar itu, sebenarnyalah keindahan itu menurut kenyataannya dapat dibedakan atas dua macam; yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan objektif dimaksudkan ialah keindahan yang secara hakiki ada pada sesuatu benda atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung kepada pihak-pihak luar benda atau objek itu. Dengan kata lain, disenangi atau tidak objek tersebut tetap indah. Menurut Alexius Meinong (1838-1914) dan juga Christian Ehrenfels (1859-1932), "keindahan adalah kekayaan yang melekat pada objek itu sendiri". Sejalan dengan pendapat di atas ialah pendapat Pater Dick Hartoko. Menurut Pater Dick, "keindahan merupakan sesuatu yang melekat pada segala sesuatu yang ada, baik pada Tuhan maupun pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Selanjutnya oleh Pater Dick dikatakan bahwa sifat-sifat keindahan seperti itu disebutkan sebagai keindahan trasendental, yang mengatasi batas-batas yang memisahkan segala sesuatu yang ada. Keberadaannya tidak dapat dan tidak boleh diterapkan secara "univoque" melainkan secara "analog". Keindahan sebutir mutiara berbeda dengan keindahan sekuntum bunga mawar atau anggrek, berbeda pula dengan keindahan sebuah bangunan artistik dari suatu gedung modern, tidak sama pula dengan keindahan jiwa seorang yang saleh.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keindahan objektif adalah keindahan menurut akal budi. Dengan demikian tanggapan yang muncul dari gerak akal budi akan selalu tepat benar dengan hakiki benda bersangkutan. Terhadap benda yang indah, akal budi akan mengatakannya indah. Sebaliknya terhadap benda yang secara hakiki tidak indah, akal budi akan mengatakan tidak indah. Ia tidak peduli dan tidak akan terpengaruh oleh keinginan-keinginan tertentu.
6. Sekitar Masalah Kesenian
Banyak pernyataan
tentang kesenian telah dilahirkan oleh para tokoh kesenian. Semuanya menunjuk
tentang hasil karya seni (art) atau kesenian (arts) dan apa-apa yang dapat
diberikan hasil karya kesenian tadi bagi para penghayat.
Jika melihat batasan seni atau kesenian menurut Read diturunkan pembagiannya sebagai berikut :
1. Seni Visual
Seni yang hanya ditangkap oleh mata (khas) yaitu seni lukis karena lukisan hanya bisa ditangkap oleh indra mata.
2. Seni Plastis
Seni jenis ini dapat digolongkan juga seni visual, seperti misalnya gerak dan patung, juga arsitektur dan pahat.
3. Musik
Hasil kesatuan dari susunan komposisi lagu dan karya musik dalam ekspresi bunyi.
Seni sastra
Seni sastra rupanya terbatas pada karya-karya tulis yang menggunakan aturan bahasa indah dan karya-karya tulisan sekitar.
Seni sastra rupanya terbatas pada karya-karya tulis yang menggunakan aturan bahasa indah dan karya-karya tulisan sekitar.
Jenis novel dan cerpen
Yang dimaksud novel itu, karangan yang membawakan masalah-masalah yang segar atau masih baru atau yang bersifat kesenian. Dan umumnya hanya sastra rekaan.
Yang dimaksud novel itu, karangan yang membawakan masalah-masalah yang segar atau masih baru atau yang bersifat kesenian. Dan umumnya hanya sastra rekaan.
Jenis puisi
Menurut kenyataan, umumnya setiap pelajar dan mahasiswa ataupun semua orang yang pandai baca tulis, puisi merupakan suatu bentuk alat sebagai penampung ekspresi perasaan, ide-ide atau pemikiran hidup diekspresikan melalui kata-kata puisi.
Menurut kenyataan, umumnya setiap pelajar dan mahasiswa ataupun semua orang yang pandai baca tulis, puisi merupakan suatu bentuk alat sebagai penampung ekspresi perasaan, ide-ide atau pemikiran hidup diekspresikan melalui kata-kata puisi.
Musik
Pertama tentang pengertian dari kata “musik”, itu adalah menunjuk semua karya pengucapan kejiwaan melalui serangkaian nada-nada atau lagu. Meskipun karya ini masih berupa lambang not atau disebut karangan lagu masih diatas kertas.
Pertama tentang pengertian dari kata “musik”, itu adalah menunjuk semua karya pengucapan kejiwaan melalui serangkaian nada-nada atau lagu. Meskipun karya ini masih berupa lambang not atau disebut karangan lagu masih diatas kertas.
Seni tari
Sampai kini kita melihat bahwa seni tari dari daerah (baik yang klasik maupun tradisi) itulah yang banyak mendominasi seni tari indonesia. Seni tari jawa terutama tari klasik menampilkan kekuatan dan mutunya. Alasannya yang mendasari pandangan tentang mutu itu ada beberapa kemungkinan yang meliputi : gaya yang nampak “dalam”, ada dinamika dan kelembutan gerakan ritmik.
Sampai kini kita melihat bahwa seni tari dari daerah (baik yang klasik maupun tradisi) itulah yang banyak mendominasi seni tari indonesia. Seni tari jawa terutama tari klasik menampilkan kekuatan dan mutunya. Alasannya yang mendasari pandangan tentang mutu itu ada beberapa kemungkinan yang meliputi : gaya yang nampak “dalam”, ada dinamika dan kelembutan gerakan ritmik.
Seni teater
Seni teater memang suatu jenis seni pertunjukan, oleh karena itu memerlukan beberapa perangkat sebagai penunjang terselenggaranya pementasa. Teater juga diartikan sebagai tempat pertunjukkan itu berlangsung.
Seni teater memang suatu jenis seni pertunjukan, oleh karena itu memerlukan beberapa perangkat sebagai penunjang terselenggaranya pementasa. Teater juga diartikan sebagai tempat pertunjukkan itu berlangsung.
sumber : ilmu budaya dasar Drs. Joko Tri Prasetya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar