Rabu, 04 November 2015

Masalah Kebudayaan



BAB II
ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan = Cultuur(bahasa Belanda) = culture(bahasa Inggris) = tsaqafah(bahasa Arab), berasal dari perkataan Latin “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “ buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempuurnaan hidup.

Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat dibagi menjadi 2 macam :
-          Kebudayaan material(lahir) : kebudayaan yang berwujud kebendaan. Contoh : rumah, gedung, alat-alat senjata, pakaian, dsb.
-          Kebudayaan immaterial(spiritual = batin) : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dsb.


Wujud Kebudayaan dan Unsur-Unsurnya

Prof. Dr. Koentjoroningrat menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam :
1.    Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dsb.
2.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.    Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Unsur kebudayaan :
-          Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari.
-          System mata pencaharian dan system ekonomi.
-          System kemasyarakatan.
-          Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis.
-          Ilmu pengetahuan.
-          Kesenian.
-          System religi.


Hubungan antara Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan

1.    Hubungan manusia dengan masyarakat

Hidup bermasyarakat itu adalah rukun bagi manusia agar benar-benar dapat mengembangkan budayanya dan mencapai kebudayaannya. Tanpa masyarakat hidup manusia tidak dapat menunjukan sifat-sifat kemanusiaan.

2.    Hubungan manusia dengan kebudayaan

Dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi :
Ø  Manusia sebagai makhluk biologi.
Ø  Manusia sebagai makhluk sosio-budaya.

Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia dengan akal budinya dan struktur fisiknya dapat mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya. Manusialah yang dapat menghasilkan kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa manusia.

3.    Hubungan masyarakat dengan kebudayaan.

Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu.kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat, dan eksistensi masyarakat itu hanya dapat di mungkinkan oleh adanya kebudayaan.

4.    Hubungan manusia, masyarakat dan kebudayaan

Masyarakat tidak dapat dipisahkan daripada manusia, karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak.  Sebaliknya manusia pun tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.


Masalah Kebudayaan Soal Kehidupan

Bahwa jiwalah yang menyebabkan adanya kebudayaan. Yaitu membedakan manusia dan hewan secara abstraknya adalah jiwa yang merupakan sumber dari ciptaan kebudayaan. Peristiwa kebudayaan adalah kejiwaan.
Kita akan lebih dalam memahami kebudayaan, apabila kita membandingkan makhluk yang berkebudayaan dengan makhluk yang juga memiliki hayat, tetapi tidak berkebudayaan, yaitu antara manusia dan hewan. Dipandang dari ilmu hayat, huxley menyimpulkan perbedaan itu dalam pokok-pokok :
1. Manusia mempuyai otak yang sempurna, yang memberi kemungkinan untuk berpikir, bicara, belajar dan menggunakan alat-alat.
2. manusia satu-satunya yang tegak lurus.
3. manusia satu-satunya makhluk yang memerlukan masa pertumbuhan yang lama.
4. jumlah embrio manusia kebanyakan satu.
5. manusia tidak punya rambut penutup badan.
Apabila ditinjau secara dalam, perbedaan-perbedaan yang dikemukakan di atas, akhirnya ia dapat dipandang sebagai perician dari sebab adanya roh pada manusia dan ketiadaanya pada hewan dan tanaman. Adanya jiwa pada manusia melahirkan rentetan perbedaan dari hewan dan tanaman. Adanya jiwa pada manusia melahirkan rentetean perbedaan dari hewan dan tanaman. Rentetan perbedaan itulah selanjutnya melahirkan kebudayaan dalam masyarakat manusia. Huxley sekalipun ia pendukung utama dari darwinisme sekarang ini, namun ia juga mengakui bahwa tingkat manusia itu adalah tertinggi dan mempunyai kedudukan yang istimewa.
Kebudayaan adalah kenyataan yang dilahirkan manusia dengan perbuatan. Kebudayaan tidak saja asalnya, tapi juga kelanjutannya bergantung pada perbuatan manusia. Dan perbuatan manusia juga bergantung pada jiwanya. Demikianlah di belakang tiap-tiap apa yang diartikan dengan kebudayaan terdapat jiwa manusia. Bahwa sumber dari tiap-tiap apa yang dikatakan : kebudayaan adalah jiwa. Dengan berpangkal dengan kejiwaan, dapat disusun satu defenisi yang akan menjadi rumusan pengertian kebudayaan

Kebudayaan Nasional Indonesia
Berbicara mengenai kebudayaan nasional, kita tidak bisa menghadirkan kenyataan bahwa berbagai pihak sedang mendiskusikannya dan belum kunjung tuntas. Dari medan diskusi para budayawan tersebut dapat ditarik dua pendapat :
1. Kebudayaan nasional adalah berupa puncak dari budaya suku-suku yang menghuni bumi Nusantara ini.
2. Kebudayaan nasional adalah hasil sintesa dari berbagai jenis budaya suku tersebut, yang membentuk pola baru.
Memang sampai sekarang belum tercapai kesepakatan bulat tentang dua macam pendapat tersebut. Baiklah kita biarkan diskusi budaya itu tetap berjalan terus, sementara kita mencoba mencari kemungkinan-kemungkinan yang lain.
Inilah kiranya yang bisa diartikan sebagai apa yang disebut dengan kebudayaan nasional itu, sesuatu yang sudah diterima menjadi milik nasional. Berdasarkan pengertian/definisi kebudayaan sebagaimana sudah diterangkan pada bagian terdahulu, bahwa kebudayaan adalah sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia, maka bisalah kita mencari unsur-unsur budaya mana yang mengandung kesamaan itu dan bisa diterima secara umum.
Beberapa di antaranya ialah:

1)               Pancasila
2)              UUD 1945
3)              Sumpah pemuda 28 okt 1928
4)              Bendera merah putih, lagu Indonesia Raya dan lambing garuda
5)              Bahasa Indonesia
6)              Kepercayaan kepada roh nenek moyang
7)             Sikap ramah dan gotong royong
8)               Modernisasi dan pembangunan

Kebudayaan dan Agama

Agama dalam pengertian “ addien “, sumbernya wahyu dari Tuhan. Sedang kebudayaan sumbernya dari manusia. Jadi agama tidak dapat dimasukkan ke dalam lingkungan kebudayaan selama manusia berpendapat bahwa Tuhan tak dapat dimasukkan ke dalam hasil cipta manusia. Agama bukan bagian dari kebudayaan, tetapi berasal dari Tuhan.

Pengaruh Agama Terhadap Kebudayaan

Menurut Prof. Koesoemadi SH: Pengaruh Kebudayaan Hindu terhadap kebudayaan indonesia itu bersifat “penetration pasifique ef suggestive”, artinya bersifat damai dan mendorong. Sebab datangnya budaya hindu bersifat menggiatkan dan meninggikan budaya Indonesia-Kuno dengan tidak melepaskan kepribadian, dan setelah kebudayaan Hindu hilang, kebudayaan Indonesia tetap kaya dan tetap tinggal dalam kepribadiannya.
Menurut Yosselin De Yong : Pengaruh Islam dalam kebudayaan Indonesia bersifat penetration pasifique dan tolerante et constructive (damai dan membangun). Jadi tidak hanya mendorong saja, tetapi juga membangun. Seperti pengaruh-pengaruh agama Islam dan perkawinan, warisan, hak-hak wanita dan lain-lain.
Kami sependapat dengan pendapat Yong tersebut, sebab pengaruh Islam tidak hanya pada kepercayaan dan adat istiadat sehari-hari, bahkan sampai pada bidang hukum dan upacara-upacaranya. Misalnya : hari besar Islam, Upacar Kematian, selamat-selamatan, mengubur mayat, doa, wakaf, warisan, letak mesjid dan sebagainya. Semua ini hasil usaha Walisanga, kecuali Syekh Siti Jenar (yang membuat asimilasi atau integrasi sehingga menghilangkan prinsip-prinsip Islam). Dan kami sependapat dengan istilah adaptasi, sehingga Islam adalah satu-satunya agama yang lengkap dan sebagai sumber kebudayaan.


Sumber :
Buku Ilmu Budaya Dasar Drs.Joko Tri Prasetya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar