Rabu, 09 Desember 2015

MANUSIA DAN KEADILAN


                           


                        MANUSIA DAN KEADILAN



1.    MAKNA KEADILAN

Manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki sifat kodrat yaitu sifat kodrat perseorangan atau juga disebut makhluk pribadi dan sifat kodrat masyrakat atau disebut makhluk sosial. Di dalam mengatur hubungan kodrat manusia ini perlu adanya keserasian, keseimbangan, kesesuaian ataupun kesamaan dalam tingkah laku baik untuk kepentingan pribadi ataupun untuk kepentingan masyarakat. Kemampuan yang demikian itu menjelma sebagai tingkah laku yang adil yang kemudian menjai tujuan umat manusia dalam mengatur kehidupannnya. Oleh sebab itu tingkah laku adil atau keadilan menjadi tumpuan harapan manusia, semua orang menghendaki keadilan. Keadilan ialah pengakuan dn perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Apabila seseorang ataupun golongan hanya mementingkan hak dan kewajiban sendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain ataupun golongan lainnya, terjadilah keadilan semu.
Misalnya saja :

Pengusaha       :  bagi mereka menamakan adil, apabila keuntungan terbesar jatuh pada pihak pedagang.
Buruh           :  bagi buruh menganggap adil apabila upah di bayar pada waktunya dan keuntungan perusahaan juga dibagi wajar pada kaum buruh.
Golongan Demokrat    :  menganggap adil apabila kepentingan rakyat selalu diutamakan.
Golongan Komunis           :  menganggap adil sekiranya hak milik perseorangan ditiadakan.

Ditinjau dari bentuk ataupun sifat-sifatnya, keadilan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis :

1.    Keadilan legal atau keadilan moral
2.   Keadilan distributif
3.   Keadilan komutatif

2.   KEJUJURAN DAN KEBENARAN

      Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninyaapa yang dikatakanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedng kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya.
      Kebenaran atau benar dalam arti moral berarti tidak palsu,tidak munafik, yakni bila perkataannya sesuaidengan keyakinan batinnya atau hatinya. Suatu kebenaran sejati, berlaku bagi setiap orang yang mengatahui. Demikianlah kebenaran dan kejujuran yang di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi adalah kesadaran tentang akan sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap salah atau dosa. Kejujurann dan kebenaran merupakan landasan keadilan.


3.   KECURANGAN

      Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Kecurangan dan sifat sifat jahat yang serupa seperti penipuan, pemalsuan, pembohong, perampokan, dll merupakan bagian hidup manusia. Bermacam cara orang berbuat curang dan sungguh luas kawasannya. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yakni aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.

4.   PEMULIHAN NAMA BAIK

      Pada hakikatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai akhlak.
      Akhlak berasal dari Bahasa Arab Akhlaq, bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata khalaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptaannya sebagai manusia.
      Ada tiga macam godaan yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tak dapat menguassai hawa nafsunya, maka orang akan terjerumus ke jurang kenistaan karena untuk memiliki derajat/pangkat,harta dan wanita itu dengan mempergunakan jalan yang tidak wajar.
      Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya di bibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu di tolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan, dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur di pupuk.

5.   PEMBALASAN

      Pembalasan bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Pembalasan yang bersifat positif ialah pembalasan yang dilakukan atas dasar saling menjaga dan menghargai hak dan kewajiban masing masing.
      Pembalasan disebabkan adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. 

Sumber : Buku Ilmu Budaya Dasar _ Drs. Joko Tri Prasetya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar