Rabu, 06 Januari 2016

KAMPUNG BUDAYA RUMAH SI PITUNG

TUGAS KELOMPOK
NAMA : Achmad Chairul Anwar
               Agnes Stevia M
               Annissa Muhtiar
               M. Ilham
               Rinal Rainaldi Rais





KAMPUNG BUDAYA RUMAH SI PITUNG
Rumah Si Pitung, yang bentuknya seperti rumah panggung dan berada di Jl. Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, adalah sebuah rumah yang dipercaya orang ada hubungannya dengan Si Pitung, seorang jagoan legendaris Betawi di jaman penjajahan Belanda.
Agak sulit untuk menemukan lokasi Rumah Si Pitung karena saya tidak berhasil mendapatkan petunjuk arah yang jelas untuk sampai ke sana, dan perlu bertanya beberapa kali sebelum akhirnya berhasil sampai di tempat parkir di dekat lokasi.
Sesaat setelah melangkahkan kaki saya lihat sebuah pesan selamat datang sederhana pada mulut jembatan kecil yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat parkir. Jembatan itu kabarnya sekarang sudah menjadi jembatan beton. Setelah melewati jembatan, Rumah Si Pitung sudah terlihat dari kejauhan.
















Tengara dengan latar belakang Rumah Si Pitung yang waktu itu terlihat masih baru, memberi informasi bahwa rumah itu telah dijadikan sebagai benda cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang.

Dari tempat ini saya bisa melihat beranda belakang Rumah Si Pitung yang berupa rumah panggung, dengan sejumlah perabotan rumah tangga dan caping terbuat dari bambu bergelantungan di sana. Ada pula jala untuk menangkap ikan yang dipasang dalam posisi mengembang.

Jalan masuk ke rumah berada di ujung yang lain, dan saya harus berjalan kaki mengelilingi rumah dari arah sebelah kiri untuk sampai ke halaman depan. Area Rumah Si Pitung ini dikelilingi tembok yang rendah.

Beberapa orang beranggapan bahwa Rumah Si Pitung ini adalah tempat dimana ia pernah tinggal. Namun rumah ini sebenarnya adalah milik pedagang kaya bernama H. Syafiuddin yang dirampok Si Pitung sekitar tahun 1883. Si Pitung dan kawan-kawannya memang sering merampok orang kaya untuk membantu rakyat miskin yang membuatnya sangat dibenci orang kaya dan penguasa Belanda, namun dipuja oleh rakyat kebanyakan.







Tampak muka bangunan Rumah Si Pitung yang menggunakan rancangan arsitektur rumah panggung bergaya Bugis dari Sulawesi. Di sebelah kiri terlihat undakan untuk naik ke atas rumah panggung dan selanjutnya masuk ke dalam ruangan. Sesaat setelah masuk ke dalam rumah, saya melihat di ruang depan terdapat seperangkat meja dan kursi tamu kuno dengan sebuah patung berpakaian adat pria Betawi namun berwajah rata.
Sebuah tulisan di dalam Rumah Si Pitung menceritakan bahwa selama delapan tahun (1886 – 1894) Si Pitung telah meresahkan penguasa kolonial di Batavia, sehingga Snouck Hurgronje yang menjadi penasehat pemerintah Hindia Belanda urusan Bumiputera mengecam keras Kepala Polisi Batavia Schout Hijne yang tak juga sanggup menangkap Si Pitung.
Hurgronje menganggap sangat keterlaluan bahwa orang Eropa seperti Hijne sampai pergi ke dukun untuk bisa menangkap Si Pitung. Kepala polisi juga dianggap sangat tidak terpelajar karena tidak mampu memperhitungkan bahwa Si Pitung bisa hilir mudik naik kereta api. Hurgronje tambah gusar karena Si Pitung lolos dari penjara Meetser Cornelis saat tertangkap pada 1891. Bahkan Si Pitung membunuh Demang Kebayoran, kaki tangan Belanda yang menjadi musuh para petani. Demang itu juga yang menjebloskan Ji’ih, saudara misan Pitung, ke penjara dan kemudian tewas menjalani hukuman mati.
Dalam penelitiannya tahun 1984, Magriet van Teel mengungkapkan, yang disiarkan Bijdragen pada masa itu, bahwa polisi Belanda pernah menggerebek rumah Si Pitung di Rawa Belong, Jakarta Barat. Namun di rumah itu hanya ada beberapa keping uang benggolan senilai 2,5 sen yang tersimpan di dalam bambu. Padahal selama delapan tahun melakukan aksinya, Si Pitung telah menggasak uang dan emas permata yang sangat banyak jumlahnya dari para saudagar yang bersekutu dengan Belanda.








Ada juga galeri untuk pengunjung membeli oleh oleh khas Betawi dan menikmati makanan khas Betawi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar