Rabu, 02 Desember 2015

MANUSIA DAN PENDERITAAN




1.       Makna Penderitaan



Penderitaan dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Yang termasuk penderitaan itu antara lain keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain lain.

Penderitaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Karena setiap orang akan mengalami penderitaan. Nasib malang atau penderitaan datang tak dapat ditolak, harus diterima apa adanya, kita pasrah kepada Tuhan.

Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berati telah mempelajari sikap nilai, harga diri, ketamakan, kesombongan orang dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang mempelajarinya.



2.       Makna Siksaan



Siksaan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Setiap manusia pernah menjalani siksaan. Siksaan tidak dapat dipisahkan dengan dosa, siksaan yang berhubungan dengan dosa adalah siksaan di hari kiamat, siksaan di neraka merupakan tugas para ahli agama untuk membicarakan. Sedang yang di bahas dalam modul ini hanya siksaan manusia yang di alami di dunia fana ini.

Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan, oleh orang lain dan sebagainya.

Siksaan manusia ini ternyata menimbulkan kreativitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung atau tidak langsung. Hal itu terbukti dengan banyaknya tulisan baik berita, cerpen, atau novel yang mengisahkan siksaan orang. Bahkan siksaan itu banyak pula di film kan.

Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan kita akan dapat banyak mengambil hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia, harga di kuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal peri kemanusiaan dan sebagainya.

Kita dapat menilai diri kita sendiri dimana kita berdiri, dimana kita berpihak, dan sejauh mana ketaqwaan kita.



3.       Makna Rasa Sakit



Segala macam rasa sakit atau penyakit yang diderita manusia tak dapat dipisahkan dari keidupan, karena setiap orang mengalami rasa sakit atau pennyakit. Bermacam rasa sakit yang diderita manusia. Sakit hati, sakit syaraf, dan sakit fisik. Setiap rasa sakit ada sebabnya, tetapi tidak semua rasa sakit atau penyakit mudah diketahui sebabnya.

Rasa sakit atau penyakit dapat menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak hasil budaya seperti cerpen, novel, film ataupun seni foto yang mengungkapkan berbagai rasa sakit.

Rasa sakit banyak hikmahnya, anatara lain dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa sosial, dermawan dan sebagainya. Tiap rasa sakit atau penyakit ada obatnya. Hanya tergantung kepada penderita atau keluargaa penderita, apa ada usaha atau tidak. Bagi yang berusaha sungguh sungguh dengan disertai mendekatkan diri kepada Tuhan dan pasrah kepadanya, maka Tuhan akan mengabulkan doa dan usahanya.





4.       Neraka



Neraka berhubungan erat dengan dosa dan identik dengan salah atau kesalahan. Orang salah mendapat hukuman. Hukuman identik dengan siksaan. Siksaan adalah rasa sakit dan rasa sakit adalah penderitaan.

Pengertian neraka sering dihubungkan dengan kematian. Neraka sesudah mati dibahas oleh para agama. Penderitaan dalam hidup yang sering pula di katakan “neraka dunia”. Karya budaya, tulisan dan penderitaan dapat mengubah sikap mental manusia.





5.       Beberapa Kasus Penderitaan



Penderitaan erat sekali hubungannya dengan hidup manusia, bahkan dapat berfungsi sebagai dinamisator kehidupan manusia. Persoalan yang muncul adalah mengapa manusia mengalami penderitaan, apakah penderitaan itu membahayakan kesehatan, dan bagaimana upaya menghindarkan penderitaan.

Persoalan yang muncul adalah mengapa manusia mengalami penderitaan, apakah penderitaan itu membahayakan kesehatan, dan jika penderitaan itu membahayakan kehidupan manusia persoalan berikutnya adalah bagaimana upaya menghindarkan penderitaan. Persoalan-persoalan inilah yang menjadi pokok pembahasan di dalam karangan kecil ini. Untuk memudahkan pembahasan, akan disajikan berturut-turut 1. Beberapa kasus penderitaan yang di alami oleh seseorang   2. Sumber penderitaan   3. Bahaya penderitaan bagi kesehatan dan   4. Usaha menghindarkan diri dari penderitaan.



6.       Sumber Penderitaan



Manusia pada hakikatnya adalah mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling hubungan dan mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani, dan rohani, dan karena itu penderitaan dapat pula terjadi pada tingkat jasmani maupun rohani.

          Dalam kehidupan sehari-hari rohani menjiwai, mendasari, dan memimpin unsur-unsur pribadi manusia. Rohani memiliki alat dan kemampuan.



Alat dan kemampuan itu adalah :

1.    Nafsu

Nafsu adalah semua dorongan yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan, termasuk pula instink, sehingga menimbulkan keinginan.

2.    Perasaan

Perasaan merupakan gejala psikis, perasaan yang menyangkut suasana batiniah manusia.

3.    Pikiran

Pikiran disebut juga akal, budi. Dimilikinya pikiran ini memungkinkan manusia mempertimbangkannya, membedakan, dan mengambil keputusan berdasarkan alasan-alasan tersendiri. 

4.    Kemauan

Kemauan disebut juga kehendak. Kemauan atau kehendak dalam diri manusia memungkinkan manusia untuk memilih.



7.       Upaya Menghindarkan Diri Dari Penderitaan



Perilaku manusia sebagian besar merupakan pancaran perilaku yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu perilaku manusia tidak pernah beku, dapat selalu berubah, dan dapat berbeda beda dari satu individu ke individu lain, dan dari satu saat ke saat yang lain. Dalam proses pembentukan kepribadiannya ini faktor enkulturasi dan sosialisasi memegang peranan yang penting.

`        Kepribadian psikologis yang sehat dalam arti selalu berada dalam kondisi harmonis, stabil, dan sabar yang telah dibentuk sejak awal perkembangannya itu seharusnya tetap dibina sampai akhir hayatnya. Untuk dapat membina kondisi semacam itu diperlukan suatu pegangan atau suatu pedoman hidup.


Sumber : buku ilmu budaya dasar - Joko Tri Prasetya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar